Kamis, 30 April 2015

Metode Penelitian Kualitatif "Lexy Moleong"

Berbicara mengenai metodologi berarti berbicara mengenai hukum, aturan, dan tata cara dalam melaksanakan atau menyelenggarakan sesuatu. Karena metodologi diartikan sebagai hukum dan aturan, tentunya di dalamnya terkandung hal-hal yang diatur secara sistematis, hal-hal yang diwajbkan, dianjurkan, dan atau dilarang. Sama seperti hukum dan aturan lainnya, metodologi diciptakan dengan tujuan untuk dijadikan pedoman yang dapat menuntun dan mempermudah individu yang melaksnakannya.
Penelitian atau dalam bahasa Inggris disebut dengan research. Jika dilihat dari susunan katanya, terdiri atas dua suku kata, yatitu re yang berarti melakukan kembali atau pengulangan dan research yang berarti melihat, mengamati atau mencari, sehingga research dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih mendetail, dan lebih komprehensif dari suatu hal yang diteliti.
Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010: 9)
Dalam penelitian kualitatif juga terdapat ciri-ciri, yaitu 1)Sumber data berada dalam situasi yang wajar (natural setting), tidak dimanipulasi oleh angket dan tidak dibuat-buat sebagai kelompok eksperimen, 2)Laporannya sangat deskriptif, 3)Mengutamakan proses dan produk, 4)Peneliti sebagai instrument penelitian (key instrument), 5)Mencari makna, dipandang dari pikiran dan perasaan responden., 6)Mementingkan data langsung (tangan pertama), oleh sebab itu pengumpulan datanya mengutamakan observasi partisipasi, wawancara, dan dokumentasi, 7)Menggunakan triangulasi, yaitu memeriksakan kebenaran data yang diperoleh kepada pihak lain, 8)Menonjolkan rincian yang kontekstual, yaitu menguraikan sesuatu secara rinci tidak terkotak-kotak, 9)Subjek yang diteliti dianggap berkedudukan yang sama dengan peneliti, peneliti bahkan belajar kepada respondennya, 10)Mengutamakan perspektif emic, yaitu pendapat responden, daripada pendapat peneliti sendiri (etic).
Selain ciri-ciri juga ada fungsi yang tersirat maupun tersurat dalam penelitian kualitatif, yaitu  1)Pada penelitian awal dimana subjek penelitan tidak didefinisikan secara baik dan kurang dipahami. 2)Pada upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional. 3)Untuk penelitian konsultatif. 4)Memahami isu-isu rumit sesuatu proses. 5)Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang.
Inilah hasil kuliah saya dalam kuliah Metode Penelitian kualitatif di kelas filsafat agama semester 4. Mohon maaf saya lupa materi ini disampaikan oleh bapak Naim pada pertemuan ke berapa. Karena saya juga tidak intensif mem-posting nya secara rutin. Semoga ini dapat bermanfaat bagi saya dalam membuat penelitian kualitatif dan bagi pembaca pada umumnya. :)

Jumat, 03 April 2015

ALUR DAN RAGAM PENELITIAN

Perkuliahan yang saya dapatkan pada tanggal 1 April kemarin yaitu mengenai "Alur dan Ragam Penelitian". Saya memahami bahwa dalam setiap pembuatan sebuah penelitian itu harus diawali dari sebuah masalah. Berawal dari masalah yang bergejolak itu, kita menjadi tertarik untuk melakukan sebuah penelitian. Ketika sudah menemuka masalah, maka seorang peneliti akan merumuskan masalah tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan data dalam rangka pencarian teori. Step selanjutnya yaitu melakukan analisis data mengenai keterkaitan data yang ada dengan permasalahan yang ada. Dan hasil akhir yaitu ditarik kesimpulan guna mengatasi permasalahan yang dirasakan oleh peneliti.

Dalam penelitian yang saya pahami di [ertemuan kemarin, penelitian itu banyak ragamnya. Mulai ditinjau dari segi tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempatnya, dan ditinjau dari variabelnya. Semuanya dapat dipelajari melalui buku dari Ibu Prof. Dr. Suharsimi Arikunto yang berjudul "Penelitian Kualitatif". Buku ini sangat membantu sekali bagi mereka yang akan melakukan penelitian. Seperti halnya saya dan teman-teman di kelas Filsafat Agama semester 4 ini yang sedang dalam proses diberi materi untuk melakukan penelitian. Yang harapannya kita nanti juga pada akhirnya akan melakukan penelitian. Meskipun masih dalam proses pembelajaran, tapi ilmu ini sangat bermanfaat sekali untuk menunjang keaktifan kita dalam hal karya ilmiah. Karena sejatinya jurusan kami juga secara tidak langsung menuntut untuk bisa menulis. Dan melakukan latihan penelitian ini juga salah satu proses belajar menulis.

Kemarin sebelum perkuliahan berakhir, dosen saya bapak Ngainun Na'im juga memberikan tugas kepada kelas saya untuk merancang sebuah masalah yang dapat diangkat untuk dapat diajukan menjadi penelitian. Jangan salah, mencari masalah itu tidak mudah. Sebenarnya banyak masalah yang tampak dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak semua masalah dapat dijadikan masalah dalam penelitian. Masalah yang bersifat ilmiah, yang terdapat "kegelisahan intelektual" itu yang susah dicari. Namun bagaimanapun, saya akan berusaha untuk mencari masalah. Karena ini juga termasuk dalam proses belajar untuk menghadapi skripsi nantinya. Hal serupa juga akan saya alami dan bahkan akan lebih sulit dari pada ini.


#Keep Fighting buat Filsafat Agama IV ^_^

MAKNA SEBUAH KESALAHAN


Kesalahan memang suatu hal yang sangat fatal. Setiap orang tak ada yang luput dari sebuah kesalahan. Salah memang identik dengan tidak benar, bahkan jauh dari kebenaran. Namun tak selamanya salah itu membuat kita terpuruk. Melalui kesalahan itu merupakan proses pendewasaan kita dalam berfikir untuk menuju kebenaran yang sebenarnya.

Manusia adalah makhluk yang sering berbuat salah. Karena sejatinya tak ada manusia di  muka bumi ini yang sempurna. Sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Hanya saja manusia selalu berusaha untuk mencapai kesempurnaan, walaupun itu adalah suatu hal yang mustahil untuk mencapai kesempurnaan yang hakiki. Sesempurna apapun manusia tetap ada sisi kesalahan atau kelemahan dimata Tuhan. Karena tidak ada yang dapat menandingi kesempurnaan Tuhan.

Ada beberapa orang ketika melakuka kesalahan itu selalu termenung, terdiam dan bahkan air mata akan jatuh karena telah berbuat salah. Namun ada juga sebagian orang yang ketika melakukan kesalahan seperti menjadi hal yang biasa, acuh tak acuh bahkan tak mau tau. Biasanya, orang seperti ini adalah orang yang tak pernah hisa menyadari akan perbuatannya, antara salah atau benar. Ketika seseorang sadar akan apa yang ia lakukan itu salah, maka hati dan ekspresi wajah selalu menunujukkan sedih, kecewa dan menyesal. Walaupun ketika dihadapan orang lain, selalu berusaha untuk tetap tegar. Karena hati dan ekspresi merupakan dua hal yang saling berkaitan. Saat hati terasa menangis, sakit seperti tersayat-sayat pisau pun, maka wajah pun ikut bersedih dan secara spontanitas air mata menetes. Tetesan air mata itu merupakan tanda penyesalan dalam hati atas apa yang telah ia lakukan.

Astaghfirullah, inilah sebuah kesalahan. Yang dianggap tidak penting (not important) dan tidak berguna (useless) untuk dilakukan. Padahal, kesalahan adalah sifat wajar manusia yang sering dilakukan. Jangan pernah meremehkan sebuah kesalahan. Berawal dari sebuah kesalahanlah yang kemudian kita menemukan sebuah kebenaran yang sejati. Dan tidak ada kebenaran tanpa bermula dari sebuah kesalahan.